KENANGAN BERSAMA MU TIDAK AKAN AKU LUPAKAN DALAM DAIRI HIDUP KU
Semakin tinggi kita mendaki, semakin luas pandangan kita. Kalau kita berpikir tentang masa depan kita, temukan dulu gambaran yang jelas dengan mendekatinyadari sudut pandang yang seluas mungkin
pilihlah kejernihan akar cahaya yang lebur,
jika kudiberikan taman
semadiku biarlah harum yang abadi
pandanglah saujana ini di puncak hasanah tanpa lafaz
jika kudiberikan makna
bahasaku biarlah santun yang sunyi
pulanglah segalanya
kepada pengabadian tanpa sesal
waktu riadah bermuhasabah
perjalanan menangkap segala silap
jika kudiberikan lagi kelewatan waktu
biarlah naiwaitu di jendela diri
menyambut lembut pengalaman
merimbun embun
tak kumenjadi sisa masa lalu,
jika kudiberikan peribadi biarlah lorong diri
dijaga cahaya akar yang membersih mensaujana sinar...
“Membenci seseorang ibarat meminum racun & berharap org yg kita benci mnjadi mati kerananya. padahal racun tersebut membunuh tubuh & keimanan kita secara perlahan-lahan. So…jangan la kita membenci sesama kita..… [^_^]”
“Satu kata Berjuta Makna..
“Yang mampu membuat manusia menjadi GILA…
“Kadang-kadang Menangis,Kadang-kadang juga Tertawa..
“Suntuk tanpa Musuh..
“Senyum Tanpa Teman…
“Marah Tanpa CeLa..
“Benci tanpa Arti..
“Gelisah Tanpa Masalah…
“Berfikir Tanpa akhir…
“Sedih Tanpa Bahagia..
“Benci tapi Rindu..
“Marah tapi sayang..
“Tertawa dalam Tangis..
“Menagis karana SUka..
“Inilah Penyakit “HATI…
“Tapi disukai oleh umat Manusia…
yg SeLalu dicari hingga ke hujung Dunia…
“Tiada pernah jemu ……
“Walau DERA,…LUKA…& SIKSA SLALU DATANG
MENJELMA.””””””””
cinta itu memang indah tapi apakah adil cinta itu hanya untuk menusia saja, sementara manusia itu tidak seberapa pengorbanan nya pada kita, apakah pantas cinta untuk sang pencipta kita taruh pada bagian kedua, jikalau tidak karna Nya, apakah mungkin kita bisa merasakan kenikmatan dunia ini,?? janganlah kita terlalu cinta pada manusia yang membuat kita lupa akan kecintaan allah pada kita,, nau’uzubillah
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa
dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah .
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujurat: 12]
Ilmu adalah teman di kala sendiri, kawan di kala kesepian, petunjuk di kala gembira, penolong di kala berada dalam bahaya, pendamping di masa kekosongan, teman di sisi orang-orang terasing, dan mercusuar jalan surga. Allah mengangkat berbagai kaum dengan ilmu sehingga menjadikan mereka pemimpin dan tokoh yang diteladani sebagai petunjuk jalan kepada kebaikan. Bekas-bekas perjalanan mereka diikuti dan perbuatan mereka dicatat. Para malaikat sangat senang berteman dengan mereka dan mengelus mereka dengan sayapnya. Segala yang basah dan kering beristighfar untuknya. Ikan paus dan singa laut, binatang buas dan ternak darat serta bintang-bintang di langit beristighfar untuknya.
Ilmu adalah kehidupan hati yang buta, cahaya penglihatan dari kegelapan, dan kekuatan bagi kelemahan badan. Dengannya seorang hamba mencapai derajat orang-orang yang baik dan derajat yang paling tinggi. Mengingat ilmu sebanding (pahalanya) dengan puasa, dan mempelajarinya sebanding dengan shalat malam. Ilmu adalah imamnya amal perbuatan. Amal perbuatan adalah pengikutnya. Ilmu memberikan ilham kepada orang-orang yang berbahagia dan menjauhi orang-orang yang menderita."
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : الدنيا ملعونة وملعون ما فيها الا ذ كر الله وما والاه و عالما ومتعلما “Dunia ini terlaknat dan dilaknat apa-apa yang ada padanya, kecuali zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketaatan kepadaNya, orang yang berilmu, dan orang yang belajar ilmu”. (HR At Tirmidzi dan Ibnu Majah dari shahabat Abu Hurairah Radhiallahu anhu
“””AkU mEnCiNtaI Mu Kerna AgAmA YanG AdA PaDa mU,JiKa kaU hiLanGkaN aGaMa YaNg Ada PadaMu MaKa HiLangLah CinTaku PaDa Mu…””(Imam An-Nawawi Rahimullahuanhu)”
“Seandainya hari ini adalah hari terakhir engkau hidup di dunia, Hari terakhir bertemu dengan orang-orang yang engkau cintai, Seandainya hari ini adalah benar-benar hari terakhirmu, apakah yang akan engkau lakukan? Renungkanlah!”